5 Faktor yang Mengganggu Keberhasilan Pengobatan TBC
Tubercolosis (TBC) adalah penyakit yang menyerang organ paru-paru manusia. Biasanya, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Akan tetapi, ada juga penyakit TBC yang tidak menyerang paru-paru, melainkan organ-organ lain dan hal ini tidak bisa dikategorikan sebagai TBC biasa. Namun, pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai tuberkolosis paru-paru, khususnya lima faktor yang dapat mengganggu pengobatan TBC Anda. Untuk itu, simak terus penjelasannya di bawah ini!
-
Menghentikan pengobatan di tengah jalan
Tidak kalah mengancam dari Covid-19, TBC juga menjadi salah satu penyakit yang model penularannya sangat mudah dan memiliki dampak sangat signifikan bagi penderita. Seseorang dapat terserang penyakit ini apabila terkena percikan ludah dari penderita tuberkolosis. Ditambah lagi, Indonesia kini menduduki sebagai peringkat ke-3 sebagai negara dengan penderita TBC terbanyak di dunia.
Dengan latar belakang tersebut, bisa dibilang jika penyembuhan penyakit ini tidak mudah. Untuk itu, menghentikan pengobatan TBC Anda di tengah jalan adalah langkah yang sangat tidak bijaksana. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan beberapa alasan logis, mengapa seseorang berhenti dari pengobatan ini, misalnya jarak yang terlalu jauh ke fasilitas kesehatan, penderita adalah tulang punggung keluarga, dan kurangnya dukungan dari orang terdekat.
2. Meminum obat tidak sesuai dengan anjuran
Penyebab berikutnya adalah kebiasan meminum obat yang salah atau tidak sesuai anjuran dokter. Beberapa orang mungkin merasa sudah sembuh setelah meminum sebagian obat-obatan saja, padahal ini justru membuat bakteri di dalam tubuh tidak terbunuh sempurna. Dampaknya, penyakit TBC Anda justru bisa kambuh sewaktu-waktu.
Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter tentu sudah disesuaikan dengan tingkat keparahan TBC Anda. Selain membunuh bakteri yang berkembang biak di dalam tubuh, obat tersebut juga akan berperan untuk meningkatkan daya tahan tubuh Anda. Penghentian fase pengobatan kemungkinan membuat fase pengobatan Anda berikutnya berdurasi lebih lama.
-
Kesulitan akses layanan kesehatan
Poin pertama sudah menyebutkan sekilas mengenai alasan seseorang berhenti dari pengobatan TBC di tengah jalan, antara lain karena sulitnya akses layanan kesehatan. Fenomena seperti ini biasanya terjadi di pelosok-pelosok daerah yang fasilitas kesehatannya masih kurang, sehingga butuh waktu berjam-jam untuk sampai ke rumah sakit yang menyediakan layanan pengobatan ini.
Meski pengobatan untuk penyakit ini sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tidak menutup kemungkinan mereka yang taraf ekonominya di bawah rata-rata akan memilih untuk berhenti lantaran biaya transportasi yang terlalu mahal. Lebih parahnya lagi, hal ini bisa dipicu karena mereka juga sudah merasa membaik, meski sebenarnya bakteri belum mati total.
2. Infeksi jenis bakteri yang berbeda
Kesembuhan penderita penyakit TBC memang tidak bisa dibilang permanen karena setiap orang berpeluang mengalami gejalanya lagi di kemudian hari. Namun, ada juga infeksi bakteri TBC yang berbeda, sehingga seseorang mungkin memerlukan langkah pengobatan yang baru. Artinya, seseorang mungkin akan perlu menjalani dua kali pengobatan TBC.
Infeksi Mycobacterium tuberculosis dari strain yang berbeda biasanya membutuhkan antibiotik yang berbeda pula karena pengobatan TBC sebelumnya kemungkinan tidak bisa membunuh bakteri di strain berbeda. Bahkan, penderita penyakit ini yang juga terinfeksi HIV akan memiliki kemungkinan terjangkit kembali dengan persentase yang lebih besar.
3. Kekebalan bakteri terhadap antibiotik
Sel dalam tubuh manusia memang normalnya akan melakukan pembelahan secara kelipatan, misalnya satu sel akan membelah menjadi dua, dua sel akan membelah menjadi empat, empat sel akan membelah menjadi delapan, dan seterusnya. Akan tetapi, bakteri penyebab TBC ini bisa membelah dengan cara yang asimetris. Dengan begitu, produksinya bisa lebih banyak dan cepat.
Pengobatan TBC memang diformulasikan untuk mengatasi pembelahan bakteri yang demikian banyak, tetapi tetap ada kemungkinan bakteri tidak bisa mati sepenuhnya. Hal ini bisa dipicu oleh banyaknya jumlah bakteri yang terlanjur membelah. Beberapa bakteri yang tinggal di dalam tubuh karena tidak berhasil terbunuh kemungkinan justru menjadi kebal terhadap antibiotik.
Meski sudah ter-cover oleh pemerintah, masih ada kemungkinan pengobatan TBC berhenti, baik dipicu oleh alasan keuangan maupun kondisi tubuh seseorang. Supaya pengobatan Anda lebih optimal, pastikan setiap langkahnya diawasi oleh ahli kesehatan terpercaya. Jadwalkan konsultasi dan pengobatan dengan dokter kami dengan mengisi form reservasi online atau menghubungi contact center SMC RS Telogorejo di (024) 8646 6000.
Leave a reply →