Pantang Menyerah Melawan Parkinson
Bagaimana rasanya ingin menggerakkan tangan namun ternyata kita tidak bisa mengontrol gerakannya? tulisan tangan menjadi tidak rata, sulit berpakaian, hingga sesederhana memegang gelas dan alat makan yang kini mengalami kesulitan. Banyak sekali kegiatan yang ingin kita lakukan namun sulit bila tangan kita tidak terkontrol gerakannya.
Itulah yang dirasakan oleh Suharto Widodo (64 tahun) sebelum dilakukan tindakan operasi untuk mengatasi tremor di tangannya. Suharto Widodo mengidap penyakit Parkinson akibat kecelakaan pada tahun 2004. Kecelakaan tersebut menyebabkan benturan kepala yang kemudian memicu rangsang saraf yang berlebihan di bagian otak Suharto yang disebut Thalamus. Sel-sel saraf di Thalamus Suharto mengeluarkan stimulus yang berlebihan, yang diteruskan ke tangan sehingga tangan bergetar hebat, terutama bila sedang gugup atau cemas.
Suharto telah mencoba berbagai pengobatan sebelumnya, namun hasilnya tidak maksimal, beliau belum bisa melakukan aktivitas merawat diri secara minimal walaupun sudah meminum obat-obat untuk penyakit Parkinson. Hal ini sangat mengganggu bagi para penderita Parkinson. Tangan yang bergetar (tremor) terlalu hebat menyebabkan mereka tidak mampu beraktivitas layaknya orang normal sehingga tak dipungkiri mereka harus bergantung dengan orang lain dalam menjalankan aktivitasnya seperti makan, minum, dan sebagainya.
Hal ini tidak membuat Suharto menyerah, hingga akhirnya kesempatan Suharto untuk pulih ada di tahun 2018. Suharto menjalani operasi ”Brain Lesioning” untuk menghentikan “getaran” yang disebabkan oleh saraf-saraf di Thalamus, saraf yang membuat tangan kanan Suharto bergetar tiada henti. Operasi yang dilakukan oleh tim bedah Parkinson SMC RS Telogorejo ini berjalan sekitar 2 jam mulai dari pemeriksaan CT Scan dan MRI hingga tindakan operasi di kamar bedah. Diperlukan kolaborasi dan kerja sama para dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis saraf, dokter spesialis radiologi, dokter spesialis anestesi dan perawat dalam tim bedah Parkinson supaya pengobatan dapat dilakukan dengan maksimal. Dengan tindakan operasi dan obat-obatan yang diminum, Suharto sekarang sudah mampu makan dan memegang gelas sendiri sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Sekedar diketahui, Parkinson merupakan penyakit yang menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya dan banyak diderita oleh masyarakat lanjut usia. Gejala penyakit Parkinson berupa tremor (“Buyutan” dalam bahasa Jawa) merupakan salah satu gejala yang paling mengganggu aktivitas penderita Parkinson dalam kesehariannya. Penyakit Parkinson dapat membuat frustrasi pasien serta keluarganya. Gerakan tak terduga dan ekstrem dalam kontrol gerakan membuatnya sulit untuk mengatur kegiatan rutinitas sehari-hari. Kegiatan seperti seperti mandi, berpakaian, dan makan bisa jadi sulit dilakukan. Walaupun tidak mematikan, namun penyakit ini sangat mengganggu bagi penderitanya karena tidak bisa mengerjakan hal-hal sederhana yang sebelumnya dengan mudah dilakukan. Oleh karena itu diperlukan terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita Parkinson. Terapi penyakit Parkinson dimulai dengan obat-obatan, operasi hingga penggunaan alat yang diimplan di kepala.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Call Center 24 jam SMC RS Telogorejo di nomor telepon (024) 8646 6000, atau HP : 08112791949
Video terkait :
Cerita Suharto Widodo Lepas dari Tremor – SMC RS Telogorejo’s Story
Sy menderita buyutan dari kecil, sekarang usia sy 31th, seiring bertambah usia semakin tidak terkendali, tapi masih bisa beraktifitas, sy seorang pns guru, dulu saat sd dikira saya ketakutan saat mengerjakan tugas dari guru,sy pernah berobat rekam jantung juga tapi fonis dokter jantung irama tdk setabil dan suruh pemeriksaan lanjut saat ada dokter terbang. Dikasih obat banyak,sy takut unt minum,kira2 apakah perlu tindakan lebih lanjut parkinson sy ini?
Reply →Sy menderita buyutan dari kecil, sekarang usia sy 31th, seiring bertambah usia semakin tidak terkendali, tapi masih bisa beraktifitas, sy seorang pns guru, dulu saat sd dikira saya ketakutan saat mengerjakan tugas dari guru,sy pernah berobat rekam jantung juga tapi fonis dokter jantung irama tdk setabil dan suruh pemeriksaan lanjut saat ada dokter terbang. Dikasih obat banyak,sy takut unt minum,kira2 apakah perlu tindakan lebih lanjut parkinson sy ini?
Reply →Sy menderita buyutan dari kecil, sekarang usia sy 31th, seiring bertambah usia semakin tidak terkendali, tapi masih bisa beraktifitas, sy seorang pns guru, dulu saat sd dikira saya ketakutan saat mengerjakan tugas dari guru,sy pernah berobat rekam jantung juga tapi fonis dokter jantung irama tdk setabil dan suruh pemeriksaan lanjut saat ada dokter terbang. Dikasih obat banyak,sy takut unt minum,kira2 apakah perlu tindakan lebih lanjut parkinson sy ini?
Reply →