Apa Perawakan Pendek Anak Sudah Pasti Stunting? Ini Jawabannya!
Stunting menjadi masalah kesehatan global yang juga melanda Indonesia. Bahkan, per 2023 angka stunting di tanah air persentasenya cukup tinggi, yaitu sekitar 21,6%. Pemerintah berharap bahwa persentase balita stunting akan mengalami penurunan seiring bertambahnya tahun. Untuk 2024, pemerintah menargetkan persentasenya turun menjadi 14%.
Melihat tingginya angka stunting di Indonesia, para orang tua mulai khawatir soal kesehatan anak mereka. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang mengira bahwa perawakan pendek yang terjadi pada anaknya adalah stunting. Padahal, anak yang pendek belum tentu mengalami stunting. Memang, apa saja perbedaan keduanya? Temukan jawabannya di bawah ini!
Apa Beda Perawakan Pendek dan Stunting?
Ada lima perbedaan antara stunting dan anak yang memiliki perawakan pendek. Mari, baca penjelasan pada poin-poin berikut supaya Anda tahu bedanya!
-
Penyebab
Penyebab anak memiliki perawakan pendek itu biasanya dipengaruhi oleh faktor genetik atau keturunan. Orang tua dengan badan yang pendek umumnya akan melahirkan anak yang serupa. Selain itu, faktor nutrisi dan hormonal juga dapat menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang berbeda dari usia anak sebayanya. Bahkan, faktor lingkungan dan kesejahteraan, misalnya kebahagiaan anak turut memengaruhi tinggi pendeknya seorang anak.
Sementara itu, stunting biasanya disebabkan karena anak kekurangan nutrisi yang diterima selama dua tahun pertama hidupnya. Bahkan, saat ibu mengandung anak tersebut dan tidak memberikan gizi yang cukup, kemungkinan bayi tersebut akan lahir dalam kondisi stunting. Kurangnya nutrisi yang diperoleh anak akan menyebabkan perawakannya pendek, kesehatannya terganggu, dan tumbuh kembangnya terhambat.
2. Penampilan fisik anak
Penampilan fisik anak dengan perawakan pendek harus diukur dengan memasukkan data tinggi badan, usia, dan lingkar kepala. Nantinya, akan muncul kurva yang menunjukkan bagaimana posisi anak tersebut dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Apabila anak itu kurang dari -2 standar deviasi atau kurang dari persentil 3, maka bisa dikategorikan pendek.
Untuk bayi yang mengalami stunting, biasanya mereka tidak hanya pendek, melainkan juga kurus dan mengalami gangguan perkembangan. Anak yang stunting itu bisa diidentifikasi lewat lingkar kepalanya karena ini erat kaitannya dengan perkembangan otak. Ketika lingkar kepala anak sangat kecil, kemungkinan mereka mengalami stunting sebab otaknya tidak berkembang dengan maksimal.
3. Cara dan hasil diagnosis medis
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan oleh pihak medis untuk menentukan, apakah seorang anak memiliki perawakan pendek. Cara mengukurnya adalah dengan melibatkan tinggi badan, usia, dan lingkar kepala anak. Lalu, bandingkan dengan standar ukuran anak dengan usia dan asal yang sama.
Sementara itu, diagnosis medis yang dilakukan untuk anak stunting akan melibatkan pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, juga perkembangan otak mereka. Sayangnya, kadang stunting itu tanda-tandanya invisible dan sulit dibedakan dengan anak yang pendek. Maka, pemerintah berupaya melakukan langkah-langkah preventif untuk mencegah stunting.
4. Kebiasaan makan dan riwayat kesehatan anak
Pengaruh lainnya yang dapat menyebabkan anak bertubuh pendek adalah menderita penyakit tertentu, seperti kelainan tulang dan kromosom. Memang, ada beberapa kondisi kesehatan yang mungkin terjadi, seperti tulang tidak mau tumbuh dan kromosom mengalami kelainan. Hal ini dapat memicu pertumbuhan anak tidak sempurna sehingga menghasilkan tinggi badan yang tidak semestinya.
Anak stunting umumnya akan memiliki masalah soal kebiasaan makan. Kebutuhan nutrisi mereka sudah tidak terpenuhi sejak dalam kandungan dan kemungkinannya untuk lahir dengan stunting akan semakin besar. Bahkan, ibu yang stunting akan menghasilkan anak yang juga stunting. Lalu, anak yang stunting akan memiliki otak yang stunting pula. Sehingga kemungkinan mereka untuk kalah dalam persaingan sangat besar.
5. Cara mengatasi
Cara mengatasi perawakan pendek bisa dilakukan dengan pemenuhan nutrisi yang baik selama ibu mengandung atau selama anak dalam masa tumbuh kembang. Pastikan juga Anda menciptakan lingkungan yang menyenangkan sehingga anak bahagia. Jika terdapat gejala yang menunjukkan kelainan tulang dan hormonal, segera bawa anak ke rumah sakit atau dokter spesialis anak untuk mendapatkan penanganan.
Begitu juga dengan stunting, pastikan orang tua memberikan nutrisi yang cukup selama masa kehamilan dan tumbuh kembangnya, terutama di usia kurang dari dua tahun. Anda wajib memberikan stimulus yang dapat memicu perkembangan anak. Konsultasikan kondisi kesehatan anak dan ibu secara rutin ke puskesmas selama hamil dan ke dokter setelah melahirkan.
Anak yang memiliki perawakan pendek belum tentu stunting, tapi anak yang stunting sudah pasti pendek. Supaya Anda lebih yakin, sebaiknya konsultasikan kondisi anak dengan dokter spesialis anak dari SMC RS Telogorejo, yakni Dr. dr. Agustini Utari, M.Si.Med, Sp.A (K). Lakukan reservasi secara online di website SMC RS Telogorejo atau hubungi contact center di nomor 024 8646 6000!
Leave a reply →