6 Tahapan Penting dalam Proses Bayi Tabung
6 Tahapan Penting dalam Proses Bayi Tabung
Apakah Anda berencana untuk menjalankan program bayi tabung dengan pasangan? Ketahui tahapannya agar Anda bisa melakukan persiapan secara matang.
Bayi tabung adalah proses fertilisasi atau pembuahan yang terjadi di luar tubuh manusia. Sperma dan sel telur akan dipertemukan dalam sebuah tabung di laboratorium. Itulah kenapa proses ini disebut bayi tabung, atau dalam dunia medis bernama in vitro fertilization (IVF).
Pada umumnya, prosedur IVF disarankan bagi pasangan yang tidak kunjung hamil, bahkan setelah menjalani program hamil maupun inseminasi buatan. Namun, penting untuk diketahui bahwa proses IVF cukup panjang, sehingga membutuhkan persiapan matang dari pihak suami dan istri. Anda bisa memulainya dengan mempelajari tahapan proses IVF terlebih dulu.
Checklist Persiapan Bayi Tabung
Proses IVF atau bayi tabung idealnya diawali dengan diagnosis kesehatan suami-istri. Kemudian, proses berlanjut hingga bisa dipastikan bahwa kehamilan benar-benar terjadi. Berikut informasi selengkapnya:
-
Diagnosis kesehatan
Sebelum IVF dimulai, dokter harus mengetahui kondisi sel telur dan sperma dalam tubuh pasangan. Maka dari itu, dokter akan mengambil sampel darah dari pihak wanita. Melalui pemeriksaan sampel darah, dapat diketahui respons tubuh terhadap hormon perangsang folikel (FSH) untuk tahap stimulasi sel telur nanti.
Sedangkan pada pihak pria, dokter akan mengambil sampel air mani untuk mengukur jumlah dan kualitas sperma. Keseluruhan tes diagnosis ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa pasangan tidak mengalami infeksi menular seksual, seperti hepatitis B atau HIV. Kondisi tersebut dapat memengaruhi kesuksesan bayi tabung.
2. Stimulasi dan pengambilan sel telur
Jika hasil tes menunjukkan bahwa kondisi pria dan wanita sama-sama baik, mereka bisa melakukan stimulasi dan pengambilan sel telur. Pada tahap ini, dokter akan menyuntikkan obat-obatan khusus untuk memperbanyak produksi sel telur.
Biasanya, tahap stimulasi memakan waktu 1–2 minggu sebelum lanjut ke pengambilan sel telur. Selama waktu tersebut, pasien juga akan melakukan USG transvaginal untuk mengetahui pertumbuhan sel telur, serta tes darah untuk mengecek kadar hormon progesteron dan estrogen.
Apabila sel telur tumbuh dengan baik, pasien akan menjalani operasi kecil bernama aspirasi folikular. Saat operasi inilah dokter akan mengeluarkan sel telur dari rahim. Semakin banyak sel telur yang dapat diambil, akan semakin besar pula peluang kesuksesan bayi tabung.
3. Fertilisasi sel telur di laboratorium
Sel telur dengan kualitas terbaik akan dipertemukan dengan sperma dari sampel air mani pihak pria. Proses ini disebut juga dengan tahap inseminasi. Sel telur dan sperma yang telah dicampur ini akan disimpan di dalam ruangan steril. Apabila berjalan lancar, biasanya sperma dapat membuahi sel telur hanya dalam waktu beberapa jam setelah inseminasi.
Selain inseminasi, proses pembuahan juga bisa dilakukan dengan cara intracytoplasmic sperm injection (ICSI). Dokter akan menyuntikkan satu sperma sehat pada tiap sel telur. Prosedur ini biasanya dilakukan jika kualitas sperma cenderung buruk atau inseminasi gagal dilakukan.
4. Pemeliharaan embrio
Proses pembuahan bayi tabung yang berhasil akan menghasilkan embrio. Dokter akan memeriksa kondisi embrio secara berkala. Dalam kondisi normal, embrio idealnya akan tumbuh menjadi beberapa sel pembagi yang membelah secara aktif.
Nah, dokter harus memastikan bahwa pertumbuhan embrio berjalan normal. Umumnya, proses ini membutuhkan waktu sekitar 3–5 hari. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi baik, barulah dokter akan menanamkan embrio ke dalam rahim pihak wanita.
5. Penanaman embrio dalam rahim
Transfer embrio ke dalam rahim biasanya dilakukan 3–5 hari setelah tahap pengambilan sel telur dan fertilisasi. Pada waktu ini, idealnya embrio berada dalam fase blastosit sehingga dapat menempel dengan baik pada rahim.
Untuk menanamkan embrio dalam rahim, dokter akan memasukkan kateter berisi embrio ke vagina. Kateter tersebut akan masuk melalui leher rahim hingga akhirnya mencapai ke dalam rahim. Supaya peluang kehamilan meningkat, biasanya dokter akan mentransfer minimal tiga embrio ke dalam rahim.
6. Tes lanjutan
Proses bayi tabung belum berhenti setelah embrio ditanamkan dalam rahim pihak wanita. Setelah transfer embrio, dokter dan tenaga kesehatan masih harus memastikan bahwa kehamilan benar-benar terjadi. Maksudnya, embrio yang telah dihasilkan di laboratorium dapat menempel dengan bak pada dinding rahim.
Pada umumnya, dokter akan meminta Anda untuk kembali melakukan pemeriksaan dalam waktu 14 hari setelah transfer embrio. Selama periode tersebut, pasien disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat karena bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada rahim.
Kira-kira seperti itulah tahapan yang akan Anda lalui jika menjalani program bayi tabung. Keberhasilan setiap tahapan IVF sangat bergantung pada kesehatan suami-istri dan keterampilan tenaga kesehatan yang menangani. Untuk itu, Anda bisa mendatangi Klinik IVF yang merupakan salah satu Center of Excellence di SMC RS Telogorejo. Segera lakukan reservasi online untuk mendapat jadwal konsultasi, atau hubungi contact center kami melalui nomor 024-8646 6000.
Leave a reply →