Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Gastroenteritis dan Diare
Apa perbedaan Gastroenteritis dan Diare? Kedua penyakit tersebut memiliki gejala serupa, yaitu perut mulas, rasa mual, dan dehidrasi. Alhasil, sulit untuk membedakan apakah Anda sedang menderita gastroenteritis atau justru diare. Agar bisa segera mendapat penanganan yang tepat, mari simak ulasan mengenai perbedaan gastroenteritis dan diare berikut ini.
Apa itu Gastroenteritis?
Gastroenteritis merupakan suatu penyakit ketika perut dan usus mengalami iritasi hingga meradang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus. Namun, pada beberapa kasus juga bisa disebabkan oleh bakteri. Gastroenteritis karena bakteri biasanya disertai dengan diare yang berair dan dehidrasi. Gejala inilah yang membuat gastroenteritis sering dianggap sebagai diare, bukan peradangan pada usus.
Penyakit Gastroenteritis bisa menyerang berbagai kelompok usia, namun sangat umum terjadi pada anak-anak. Sebagian besar kasus pada anak-anak disebabkan oleh rotavirus. Sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh norovirus atau bisa juga karena keracunan makanan yang mengandung bakteri. Terkadang, penyakit ini disebut dengan nama “flu perut” karena menginfeksi perut.
Apa itu Diare?
Lalu, apa sebenarnya diare itu? Gejala utama dari penyakit yang satu ini adalah feses encer dan berair. Kemudian, pasien merasakan kebutuhan mendesak untuk buang air besar (BAB) beberapa kali dalam satu hari. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri dari makanan atau minuman yang dikonsumsi pasien.
Meski kelihatannya sepele, diare bisa berubah menjadi penyakit akut atau bahkan kronis. Diare akut terjadi apabila gejala bertahan lebih dari dua hari. Sedangkan, diare kronis berlangsung setiap hari selama lebih dari 3-4 minggu. Diare kronis umumnya disebabkan oleh kondisi berikut:
- Sindrom iritasi usus besar;
- Radang usus;
- Penyakit autoimun seperti celiac yang menyebabkan penyerapan nutrisi terganggu.
Perbedaan gastroenteritis dan diare
Meski memiliki gejala yang mirip, gastroenteritis dan diare adalah dua penyakit yang berbeda. Sebagai dua penyakit yang berbeda, maka penanganannya pun berbeda. Agar tidak salah dalam melakukan pengobatan, berikut perbedaan gastroenteritis dan diare.
- Penyebab
Baik gastroenteritis maupun diare disebabkan oleh virus, jenisnya saja yang berbeda. Virus penyebab gastroenteritis adalah rotavirus (menyerang anak-anak) dan norovirus (menyerang orang dewasa). Sedangkan, virus penyebab diare lebih beragam jenisnya, ada virus Norwalk, cytomegalovirus, bahkan virus hepatitis pun bisa menyebabkan diare.
Virus penyebab gastroenteritis menyerang sistem pencernaan, tepatnya usus dan lambung. Sedangkan, virus yang menyebabkan diare menyerang usus besar. Selain virus, kedua jenis penyakit ini juga bisa disebabkan oleh bakteri atau parasit.
- Gejala
Bagian inilah yang terkadang membuat gastroenteritis dan diare sulit untuk dibedakan. Kedua penyakit ini membuat feses pasien berubah menjadi cair. Pada diare, feses juga bisa menjadi berlendir. Sedikit perbedaan yang bisa diamati adalah pada intensitasnya. Pasien diare akan terus-menerus merasa ingin BAB bahkan hingga mengeluarkan cairan saja. Sementara pada gastroenteritis, intensitasnya tidak terlalu sering, tapi tetap meningkat dari kondisi normal.
Selain itu, gejala utama gastroenteritis adalah pasien merasa mual hingga muntah. Namun, gejala ini jarang terjadi pada pasien diare. Alih-alih mual dan muntah, pasien diare merasa kembung sehingga ingin terus BAB. Akibatnya, pasien bisa terserang dehidrasi atau kekurangan cairan.
- Lama waktu sembuh
Perbedaan yang terakhir terletak pada lama waktu sembuh. Gastroenteritis dan diare sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Dengan catatan, pasien mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat. Penanganan terbaik untuk pasien gastroenteritis dan diare adalah memperhatikan asupan cairannya. Sebisa mungkin, jangan sampai pasien mengalami dehidrasi. Pasien bisa diberi cairan oralit tiap kali BAB. Makanan yang dikonsumsi pun harus higienis.
Pasien gastroenteritis bisa segera pulih kurang dari seminggu. Sementara itu, diare bisa sembuh dalam waktu 2-3 hari, kecuali diare kronis yang disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu. Apabila penyakit tak kunjung sembuh, segera temui dokter untuk segera mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat.
Perbedaan gastroenteritis dan diare bisa diamati dari tiga hal, yakni penyebab, gejala, serta lama waktu sembuh. Sebenarnya, kedua penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus asal pasien tercukupi kebutuhan cairan dan nutrisinya. Namun, jika kondisi tak segera membaik, Anda bisa segera berkonsultasi dengan kami di RS Telogorejo. Informasi lebih lanjut, silakan hubungi WhatsApp RS Telogorejo di nomor 0816666340.