4 Perbedaan Badan Menggigil dan Kejang-kejang pada Anak
Sebagai orang tua, saat Anda melihat buah hati sedang menggigil, mungkin Anda pernah mengiranya sedang kejang-kejang. Tentunya, hal ini membuat orang tua manapun merasa panik karena membedakannya secara sekilas cukup sulit. Apalagi, gerakannya tidak berbeda jauh. Namun, jika diamati lebih dekat, ada perbedaan antara badan menggigil dan kejang. Apa saja yang membedakan keduanya?
Bedanya Badan Menggigil dan Kejang-kejang
Supaya Anda bisa mengambil tindakan lebih tepat saat si kecil sedang sakit, mari simak bersama beberapa perbedaan dari badan menggigil dan kejang-kejang berikut ini.
1. Penyebab
Dua kondisi ini mempunyai penyebab yang berbeda. Badan menggigil umumnya merupakan respons ketika suhu tubuh sedang rendah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau menggigil juga bisa muncul karena akibat lain, contohnya gangguan tiroid, efek samping obat, gula darah rendah, ataupun infeksi.
Sementara, beda halnya dengan menggigil, kejang terjadi karena gangguan di otak. Tidak hanya respon badan yang tidak terkendali, kejang dapat membuat penderita mengalami penurunan kesadaran. Kondisi ini biasanya muncul karena beberapa penyakit seperti epilepsi, meningitis, troke, kelainan dari lahir, dan banyak lagi.
2. Gejala yang dialami anak
Meskipun sekilas badan menggigil dan demam terlihat mirip, tapi kedua kondisi ini memiliki gejala yang cukup berbeda. Saat menggigil, anak cenderung berkeringat dingin. Anda bisa cek suhu tubuh untuk mengetahui hal ini. Selain itu, biasanya sensasi kedinginan bisa memunculkan reaksi tubuh berupa gigi bergemeretak dan badan yang cenderung ingin terus membungkuk untuk melindungi suhu tubuh.
Namun, kasus kejang biasanya mempunyai gejala yang lebih mencolok, yaitu gerakan lebih tidak terkendali. Gerakannya cenderung berulang dan badan si kecil kaku. Saat kejang, terjadi kontraksi wajah dan mulut. Anda bisa memperhatikan ekspresi anak untuk mengantisipasinya karena biasanya ekspresi wajah saat kejang sangat berbeda. Bahkan, terkadang kontraksi tersebut membuat mereka menggigit lidah dan pipi yang bisa berakibat fatal.
3. Kesadaran anak
Salah satu perbedaan utama dari kedua kondisi ini adalah tingkat kesadarannya. dr. Tun Paksi Sareharto, Msi.Med, Sp.A (K) selaku Dokter Spesialis Kesehatan Anak SMC RS Telogorejo menyampaikan bahwa saat menggigil si kecil masih bisa bereaksi terhadap lingkungan sekitar. Mereka masih bisa memberikan respon saat Anda mencoba berinteraksi dengan mereka. Jadi, reaksi gemetar tubuh tidak mempengaruhi kesadaran si kecil.
Namun, pada kondisi kejang-kejang, anak cenderung tidak dapat memiliki kendali pada tubuhnya. Apalagi, untuk merespon lingkungan sekitar. Tingkat kesadaran saat si kecil kejang berbeda-beda. Ada yang kehilangan kesadaran sebagian atau bahkan kehilangan kesadaran sepenuhnya hingga mengakibatkan kondisi pingsan. Jika hal tersebut terjadi, maka kemungkinan ada masalah serius pada kesehatan anak dan tentunya perlu penangan medis.
4. Reaksi anak setelah gejala mereda
Respons tubuh ketika gejalanya sudah mulai mereda pun juga berbeda. Ketika selesai menggigil, biasanya si kecil masih sedikit gemetar atau merasa kedinginan. Biasanya, anak akan merasa masih sedikit tidak nyaman akibat perubahan suhu tersebut dan seharusnya tidak ada dampak pada perubahan emosi.
Berbeda halnya dengan reaksi setelah kejang. Ketika episode kejang-kejang mulai mereda, biasanya akan ada reaksi emosional, seperti merasa bingung. Hal ini adalah akibat dari kontraksi otot yang terjadi terus menerus selama kejang. Ada juga beberapa penderita yang mungkin merasa cemas ataupun takut. Bahkan, dalam beberapa kasus, anak tidak akan sadarkan diri setelah itu.
Cara Mengatasi Badan Menggigil dan Kejang-kejang
Mengingat 2 kondisi ini memiliki penyebab yang berbeda, otomatis penanganannya juga sudah tentu berbeda. Saat menggigil berikan selimut dan pakaian yang hangat untuk si kecil supaya suhu tubuhnya tetap terjaga. Berikan minuman yang dapat menghangatkan tubuh seperti, seduhan jahe hangat. Jika menggigil terjadi akibat demam, maka berikan pula obat pereda demam, seerti paracetamol.
Sementara, penanganan untuk kejang-kejang harus lebih hati-hati. Pertama, jauhkan benda tajam atau berbahaya di sekitar anak. Lalu, letakkan alas lembut untuk menyangga kepala si kecil. Supaya tidak semakin sesak, longgarkan pakaian anak. Jika si kecil tidak pernah kejang sebelumnya ataupun kejangnya tidak biasa, segera panggil bantuan medis.
Kesehatan anak adalah prioritas utama. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui perbedaan kedua kondisi tersebut. Dengan demikian, Anda sebagai orang tua tau cara yang tepat untuk menangani kondisi mereka ketika badan menggigil ataupun kejang-kejang.
Jika Anda masih mengalami kekhawatiran mengenai gejala yang alami, maka konsultasikan langsung dengan dokter spesialis anak, dr. Tun Paksi Sareharto, Msi.Med, Sp.A (K) yang ada SMC RS Telogorejo. Lakukan reservasi terlebih dahulu melalui contact center atau reservasi online melalui website resmi SMC RS Telogorejo di sini.
Leave a reply →