5 Tahapan Brain Check Up untuk Deteksi Penyakit Syaraf
Penyakit syaraf seperti stroke, Alzheimer, Parkinson, dan sebagainya bisa memengaruhi kualitas hidup Anda dalam jangka panjang. Apalagi, penyakit sedemikian rupa bisa menyerang kapan saja. Maka dari itu, Anda perlu mengetahui risikonya sejak dini, dan salah satunya adalah dengan melakukan brain check up secara rutin. Tapi, apa itu brain check up dan tahapan yang akan Anda jalani dalam proses tersebut? Simak selengkapnya di bawah ini!
Apa Itu Brain Check Up?
Sesuai namanya, brain check up adalah rangkaian pemeriksaan otak dengan alat-alat tertentu oleh spesialis neurologi untuk mengetahui kondisi otak terkini. Menurut dr. Theodorus Kevin H., Sp.N selaku dokter spesialis syaraf di SMC RS Telogorejo, brain check up memiliki manfaat yang sangat penting. Sebab, dengan pemeriksaan menyeluruh yang melibatkan pembuluh darah dan jaringan syaraf, dokter dapat mengidentifikasi tingkat risiko penyakit syaraf dalam rangka mengambil tindakan preventif.
Kapan Harus Menjalani Brain Check Up?
Idealnya, semua orang perlu menjalani brain check up setidaknya 2 tahun sekali, bahkan jika Anda masih termasuk dalam kategori usia yang muda tanpa faktor risiko seperti riwayat penyakit tertentu atau gaya hidup.
Sebaliknya, apabila Anda sudah berusia di atas 40 tahun, sering merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan/atau memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, dan kanker pada anggota keluarga, Anda harus lebih sering menjalani brain check up.
Sebab, risiko menderita penyakit syaraf akan lebih tinggi, jadi Anda perlu menambah frekuensinya menjadi setiap tahun atau bahkan beberapa bulan sekali dalam satu tahun. Apalagi, kalau Anda atau anggota keluarga berusia lanjut sudah sering melupakan informasi mendasar seperti nama, alamat, dan cara melakukan hal yang biasanya dikuasai.
Tahapan Brain Check Up untuk Deteksi Penyakit Syaraf
Berdasarkan pemaparan dari dr. Theodorus Kevin H., Sp.N, tahapan brain check up untuk mendeteksi risiko penyakit syaraf antara seorang pasien dengan yang lainnya dapat berbeda bergantung dari rekomendasi ahli kesehatan. Namun, secara umum, berikut adalah tahapan yang bisa Anda lalui:
1. Wawancara diagnosis
Saat melakukan brain check up, dokter akan melakukan proses anamnesis dengan bertanya kepada pasien tentang gejala yang mereka alami dan gaya hidup yang mereka jalani.
Hal ini berguna untuk mengetahui apakah seorang pasien memiliki faktor yang dapat meningkatkan peluang mengalami penyakit syaraf. Selain itu, wawancara ini juga memberikan dokter gambaran tentang sudah berapa lama gejala tersebut berlangsung.
2. Pemeriksaan kondisi fisik
Setelah mendapatkan informasi mendasar tentang riwayat dan kronologis gejala pasien, ahli kesehatan akan memeriksa kondisi fisik pasien secara langsung. Contohnya, dengan memastikan apakah pasien masih bisa menjaga keseimbangan saat duduk dan berdiri, atau menguji gerakan refleks mereka. Tahapan ini juga berguna untuk mendeteksi risiko penyakit syaraf, dan seberapa jauh gejala tersebut berdampak pada kesehatan fisik seorang pasien.
3. Pemeriksaan kondisi neurologis
Berikutnya, dokter juga akan memeriksa fungsi kognitif pasien berdasarkan kondisi neurologisnya. Terutama, dari segi ingatan dan kemampuan berbahasa. Sama seperti pengecekan motorik dan fisik, tahapan ini berguna untuk mengetahui apakah gejala dan risiko penyakit syaraf yang dialami seorang pasien sudah memengaruhi kemampuan mereka untuk berpikir atau belum.
4. Pemeriksaan laboratorium
Menurut dr. Theodorus Kevin H., Sp.N, dokter juga akan melibatkan alat-alat pemeriksaan khusus di laboratorium neurologi untuk mendapatkan hasil diagnosis brain check up yang lebih menyeluruh. Misalnya, bisa saja pasien akan menjalani pemeriksaan CT Scan atau MRI untuk mempelajari pola aktivitas jaringan syaraf di otak untuk mendeteksi ciri-ciri abnormal tertentu. Dengan demikian, dokter pun dapat merekomendasikan perawatan yang lebih tepat sasaran.
5. Wawancara akhir dengan dokter
Terakhir, setelah menjalani anamnesis, diagnosis kondisi fisik, neurologis, dan pengecekan laboratorium, pasien akan berhadapan dengan dokter sekali lagi di akhir brain check up untuk sesi wawancara terakhir.
Pada tahapan ini, dokter akan menjelaskan arti dari hasil semua pengecekan yang sudah dilalui dan langkah-langkah yang perlu diambil pasien untuk menurunkan risiko penyakit syaraf. Contohnya, dengan mengubah pola hidup, menjalani terapi tertentu, dan rutin mengunjungi rumah sakit.
Pencegahan penyakit syaraf bermula dari deteksi sejak dini, contohnya dengan brain check up. Jadi, pastikan Anda rutin menyempatkan waktu paling tidak 2 tahun sekali atau lebih sering jika Anda sudah berusia lanjut atau memiliki gaya hidup berisiko.
Untuk mendapatkan rekomendasi pengobatan lebih lanjut dan merawat kinerja otak Anda, Anda dapat menjadwalkan sesi pemeriksaan dan konsultasi dengan dr. Theodorus Kevin H., Sp.N di SMC RS Telogorejo Semarang melalui halaman reservasi online website SMC RS Telogorejo atau menghubungi nomor hotline 0816 666 340 yang beroperasi 24 jam sekarang juga!
Leave a reply →