logo
  • Panggilan Kedaruratan
    024 - 845 7000
  • Reservasi & Call Centre
    024 - 8646 6000
  • Hotline BPJS
    0811 - 261 - 5046
  • Humas SMC RS Telogorejo
    0811 - 2791 - 949
  • Bahaya Mengintai di Balik Sepatu Roda

    Bahaya Mengintai di Balik Sepatu Roda

    Bermain sepatu roda atau sepeda memang menyenangkan. Terutama bagi anak-anak. Kita kerap melihat, betapa semangatnya para bocah bermain inline skate di taman atau ruang terbuka. Meski jatuh-bangun, mereka tetap ceria. Tetapi jangan anggap sepele jatuh saat bermain sepatu roda. Terutama jika jatuh dengan posisi lutut menjadi tumpuan. Memang, sepintas tak menimbulkan luka atau cedera serius. Hanya sedikit lecet, yang segera pulih setelah diobati dengan antiseptik. Karena, benturan pada sendi, misalnya lutut atau sikut, bisa memicu radang. Jika dibiarkan, dapat mengakibatkan pengapuran pada sendi atau osteoarthitis.

    “Trauma atau benturan pada sendi bisa mengakibatkan osteorathitis. Pada anak-anak bisa menimbulkan pengapuran sendi secara dini,’ ungkap dr. Suyanto Hadi, Sp.PD.KR dari SMC RS Telogorejo Semarang. Tentu bukan olahraga sepatu rodanya yang berbahaya. melainkan jika dilakukan dengan mengabaikan keselamatan. Misalnya, tidak mengenakan pelindung lutut atau perlengkapan safety lainnya. “Banyak ditemui kasus pengapuran sendi pada anak usia di bawah tujuh tahun. Ini perlu menjadi perhatian,” kata dia.

    Osteoarthitis biasanya dialami manusia dewasa atau tua. Secara alami, produksi “pelumas” di sekitar sendi memang menurun seiring bertambahnya usia. Dampaknya sendi terasa kaku. Secara alamiah pula, tubuh merespon dengan menimbun kalsium di sekitar sendi yang mengalami radang. Namun kalsium bersifat keras. Dimensinya yang mirip kristal dengan ujung runcing, justru mengakibatkan sendi terasa nyeri. “Selain faktor usia, ditunjang pula gaya hidup, pola makan, berat badan, genetik, serta faktor lain,” kata Suyanto. Si gemuk cenderung mudah terserang dibanding si kurus. Karena lutut harus menahan beban lebih berat. Demikian pula olahragawan atau pekerja yang bersifat memikul beban. “Faktor lain adalah benturan. Misalnya jatuh dari sepeda atau sepatu roda. Ini banyak terjadi pada anak-anak. Lebih berbahaya karena bisa mengakibatkan ostearthitis pada usia dini,” kata dia.

    Tanpa Gejala

    Osteorathitis kadang menyerang tanpa gejala nyata. Berdasar catatan, lebih dari dua pertiga manula (70 tahun ke atas) mengidap penyakit ini. Tetapi kebanyakan tidak mengeluh atau merasa sakit. Secara umum, gejalanya adalah bagian sendi terasa kaku ketika digerakan. “Terutama pada pagi hari atau bangun tidur,” kata Suyanto. Lambat laun bisa memburuk. Bukan hanya di pagi hari. Namun rasa nyeri menyerang setiap penderita melakukan gerakan pada anggota tubuh yang terkait dengan sendi yang bermasalah. Secara kasat mata, radang sendi bisa diamati dengan adanya pembengkakan. Daerah sekitar berwarna kemerah-merahan. Pada kasus yang berat, jaringan tulang rawan akan mengalami kerusakan. Akibatnya bisa lebih buruk, terjadi deformasi pada tulang. “Kalau sudah begitu, penderita akan mengalami sakit yang luar biasa,” jelas Suyanto.

    Wanita berusia 50 tahun ke atas merupakan salah satu yang berisiko mengidap. Orang dengan ras tertentu ternyata juga lebih mudah terserang. selain itu kegemukan serta adanya trauma atau benturan pada daerah sendi. Pengobatan bervariasi sesuai kebutuhan pasien. Bisa dengan obat pereda nyeri, latihan gerak, pemnberian suplemen sendi, hingga pemberiian obat suntik. Bila perlu, dokter bisa melakukan pencucian sendi. Bahkan pada stadium yang berat, bisa dilakukan operasi penggantian sendi. Namun Suyanto mengingatkan, mencegah lebih baik dari mengobati. “Terutama pada anak-anak, hindari benturan atau trauma pada sendi,” ulangnya.

    Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Call Center 24 jam SMC RS Telogorejo di nomor telepon (024) 8646 6000, (024) 8452912, Ph. 08112791949 (Dinda)

    Leave a reply →

Photostream