Senyuman Perawat SMC RS Telogorejo Tak Hilang Meski Banjir Menghadang
Pada tahun 1976, Kota Semarang yang merupakan sebuah kota di pesisir utara Pulau Jawa, mengalami salah satu bencana alam terburuk dalam sejarahnya. Banjir yang terjadi pada bulan Januari dan Februari ini mengakibatkan kerugian besar, baik dalam hal korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Bahkan, hingga mengganggu lalu lintas antar kota Kudus-Demak-Semarang.
Banjir besar yang melanda Kota Atlas ini, juga turut menggenangi SMC RS Telogorejo pada kala itu. Hingga para perawat harus memindahkan pasien ke tempat yang aman. Namun, sekalipun harus berjibaku dengan banjir, senyuman para perawat tidak pernah hilang. Para balita yang dirawat di SMC RS Telogorejo pada kala itu dipindahkan dengan cara digendong satu per-satu oleh para perawat.
Menurut perawat Kwik King Lian dan Sri Kurniati, meskipun banyak perawat yang merasa takut jika sewaktu-waktu bertemu binatang liar seperti ular, para perawat SMC RS Telogorejo tetap melayani pasien dengan penuh senyuman dan keramah-tamahan untuk memberikan kesan nyaman terhadap pasien, sehingga pasien tidak merasakan takut ataupun khawatir terhadap situasi banjir yang sedang melanda. “Saya ingat betul, bagaimana saya merasa gemetar saat rumah sakit kebanjiran. Namun, saya tetap konsentrasi terhadap pekerjaan saya. Apapun kondisinya, keselamatan pasien adalah yang utama”, tutur Perawat Kun, mengenang masa mudanya di SMC RS Telogorejo.
Leave a reply →
