logo
  • Panggilan Kedaruratan
    024 - 845 7000
  • Reservasi & Call Centre
    024 - 8646 6000
  • Hotline BPJS
    0811 - 261 - 5046
  • Humas SMC RS Telogorejo
    0811 - 2791 - 949
  • Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya

    Penyebab Anak Tantrum dan Cara Mengatasinya

         Anak tantrum adalah hal yang biasa terjadi pada balita karena mereka sedang belajar tentang emosinya sendiri. Namun, karena mereka belum bisa mengutarakan kekesalannya, tantrum ini tidak jarang membuat para orang tua bingung mengatasinya. Apakah Anda juga mengalami hal serupa? Jika iya, simak terus penjelasan di bawah ini karena kami akan uraikan penjelasan lengkap tentang penyebab tantrum dan cara mengatasinya!

    Mengapa Anak Tantrum?

    Tantrum pada anak merupakan peristiwa yang wajar karena termasuk dalam proses tumbuh kembang mereka. Biasanya, tantrum akan dialami oleh anak setelah memasuki usia 2 tahun hingga 5 tahun, seiring dengan perkembangan bahasa mereka. Anak yang tantrum umumnya akan merengek, menangis, serta menghentak-hentakkan kaki dan tangan sampai hatinya puas atau capai.

    Anak tantrum disebabkan oleh perkembangan emosi yang mereka alami. Anak mulai merasakan adanya gejolak emosi, tetapi pengetahuan bahasa mereka belum cukup untuk mengungkapkan semua itu, bisa jadi karena lapar, kesal, kelelahan, dan sebagainya. Sehingga, terjadilah peristiwa tantrum yang sulit dimengerti oleh orang tua. 

    Anak tantrum memang biasa terjadi pada mereka yang masih balita. Mari, kenali penyebab dan cara mengatasinya supaya tidak menyakiti sang buah hati!

    Cara Mengatasi Anak Tantrum

    Mengatasi anak tantrum itu ada triknya. Pastikan Anda melakukan lima cara di bawah ini supaya emosi mereka bisa mereda tanpa harus mendapat perlakuan kurang pantas.

    1. Tetap tenang dan tunggu hingga anak diam

    Suara tangisan, rengekan, dan ungkapan kekesalan anak memang membuat Anda merasa kurang nyaman. Sehingga, para orang tua biasanya akan melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya diam. Padahal, saat anak tantrum, sebagai orang tua, Anda hanya harus bersikap tenang sampai anak diam setelah semua emosinya tersalurkan dan capai.

    Bersikap tenang akan membuat Anda bisa mengatur strategi dan mengajak upaya-upaya komunikasi yang lebih efektif. Hal ini juga menstimulasi anak untuk mengerti perasaannya sendiri. Sebaliknya, ketika Anda marah-marah, anak mungkin akan takut mengungkapkan emosinya di masa mendatang dan hal ini bisa berdampak buruk pada tumbuh kembangnya.

    2. Jauhkan anak dari benda berbahaya

    Cara kedua yang bisa Anda lakukan adalah dengan menghindarkan mereka dari benda-benda tajam. Sebab, kita tahu ketika anak tantrum, mereka cenderung ingin melempar aneka benda ke berbagai arah. Bayangkan jika ada benda tajam di sekitarnya, tidak menutup kemungkinan mereka justru akan melukai orang sekitar atau tangannya sendiri. Maka dari itu, jika anak sedang tantrum di dalam rumah, coba pinggirkan berbagai benda tajam untuk menghindari berbagai kejadian buruk.

    3. Alihkan fokus anak

    Mengatasi tantrum bisa dilakukan dengan cara mengalihkan fokus anak ke hal yang lebih menarik, seperti pemandangan, mainan, menceritakan sesuatu, atau mengajak tontonan video tertentu. Dengan begini, anak akan merasa lebih tenang dan aman karena emosinya dimengerti oleh orang tua. Sebab, tidak jarang anak yang tantrum itu salah satunya karena ingin mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

    4. Tenangkan anak dan pahami perasaan mereka

    Anak tantrum itu ingin ditenangkan karena mereka mungkin juga tidak mengerti dengan perasaannya sendiri. Sikap penuh perhatian Anda akan membantu mereka memproses emosi yang mereka rasakan sekaligus belajar bagaimana cara mengatasinya ketika suasana hati mereka mengalami hal itu di masa depan.

    Akan tetapi, Anda juga jangan sampai tergesa-gesa menenangkan tangisan mereka. Buatlah anak meluapkan emosinya terlebih dahulu, sebab sang buah hati juga perlu mengekspresikan dirinya. Setelah beberapa saat atau setelah Anda merasa tangisan dan tantrumnya tak kunjung berhenti, barulah Anda memberikan perhatian yang diminta.

    5. Ajak mereka berkomunikasi setelah tenang

    Setelah tantrum anak mereda, coba ajak mereka berkomunikasi. Upaya ini akan membantu mereka memahami perasaannya serta bagaimana cara mengungkapkan emosi jika di kemudian hari anak merasakan gejolak itu lagi. Mengajak anak berkomunikasi setelah tantrum juga dapat mendekatkan hubungan Anda dengan mereka. Sehingga, mereka merasa punya tempat untuk mengeluarkan unek-unek yang sejujurnya.
         Jika Anda punya anak yang terlalu sering tantrum, sebaiknya konsultasikan dengan dokter ahli anak, contohnya dr. Vira Ari Nindia, Sp.A. dari SMC RS Telogorejo. Sebab, anak tantrum memang wajar, tetapi hal ini juga bisa berdampak buruk apabila kadar emosinya sudah berlebih atau membahayakan orang di sekitarnya. Untuk berkonsultasi dengan dokter kami, Anda bisa reservasi online dengan mengisi formulir pendaftaran di sini atau menghubungi nomor 024-86466000!

    Leave a reply →

Leave a reply

Cancel reply

Photostream