Apa Itu Infertilitas dan Bagaimana Upaya Penanganannya? Ini Penjelasan Ahli Medis
source: suaramerdeka.com
SEMARANG, suaramerdeka.com – Sebagian besar keinginan pria dan wanita ketika sudah berumah tangga adalah memiliki keturunan. Bagi wanita sendiri, kehamilan hingga melahirkan atau dikaruniai anak juga suatu hal yang didamba-dambakan. Sayangnya, sebagian pasangan ada yang mengalami kendala atau kesulitan untuk mendapatkan momongan. Dalam dunia medis, istilah untuk menggambarkan kondisi demikian disebut infertilitas.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan SMC RS Telogorejo, dr Fadjar Siswanto SpOG Subsp FER menerangkan, infertilitas adalah kondisi di mana pasangan yang dalam satu tahun secara intens melakukan hubungan, namun belum mengalami kehamilan. Menurutnya, kasus infertilitas pada pasangan cenderung mengalami kenaikan.
Dia menyebut, secara persentase angkanya berkisar 10-15 persen dari total pasangan subur. Adapun faktor risikonya tentu saja beragam, mulai dari gaya hidup yang tidak sehat. Sebut saja sering begadang atau tidak cukup waktu untuk beristirahat, kebiasaan minum alkohol dan merokok. Pada kasus tertentu, dikarenakan gangguan kesehatan pada rahim. Termasuk keterlambatan seseorang melangsungkan pernikahan. Pasalnya, seiring bertambahnya umur seseorang, dianggap bisa memengaruhi kesuburan.
Sedang penyebabnya, ternyata tidak hanya dari satu pihak saja. “Risiko tidak hamil pada pasangan tidak hanya disebabkan pada istri saja, atau pada suami saja, melainkan pasangan,” tutur Fadjar pada seminar kesehatan yang diselenggarakan oleh SMC RS Telogorejo di Hotel IBIS Styles Semarang, Sabtu 9 Desember 2023. Seminar tersebut juga menghadirkan pemateri lain, yakni dr Arie Sutanto SpOG Subsp FER, yang juga dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Kemudian dr Andrian SpAnd (dokter spesialis andrologi) serta dimoderatori dr Edi Wibowo SpOG. Dengan kata lain, infertilitas juga bisa disebabkan dari sang pria. Salah satunya berkaitan dengan kualitas sperma yang tidak baik.
“Banyak pula pasangan yang tidak menyadari, sehingga ketika konsultasi ke dokter ternyata sudah terlalu lama mengalami kondisi ini. Sehingga bisa dikatakan terlambat,” ujarnya. Dia menjelaskan, dalam kasus infertilitas, pasangan bisa mendapat penanganan atau menjalani program kehamilan. Program kehamilan ini sesuai dengan tingkatannya, apakah ringan atau sudah dalam kondisi yang sulit. “Infertilitas yang masih tahap awal, bisa selesai hanya dengan konsultasi, kemudian mendapatkan obat-obatan tertentu untuk meningkatkan kesuburan,” sebutnya. Sedang pada tahap yang sulit, dokter akan menganjurkan mereka untuk menjalani program tertentu. Sebagai contoh, inseminasi bagi kasus infertilitas yang disebabkan kualitas sperma yang tidak baik. “Kalau sudah tahap berat, misalnya saluran rahim buntu, maka solusinya bisa dengan bayi tabung,” imbuhnya.