logo
  • Panggilan Kedaruratan
    024 - 845 7000
  • Reservasi & Call Centre
    024 - 8646 6000
  • Hotline BPJS
    0811 - 261 - 5046
  • Humas SMC RS Telogorejo
    0811 - 2791 - 949
  • Apa Itu Penyakit Parkinson: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

    Apa Itu Penyakit Parkinson: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

    Pernahkah Anda mendengar istilah penyakit parkinson? Bila berbicara mengenai penyakit ini, tentu Anda akan mengasosiasikannya langsung dengan para lansia. Pada umumnya, penyakit parkinson adalah penyakit yang paling sering dialami oleh orang-orang di atas usia 50 tahun. Lalu, apa itu penyakit parkinson dan apa saja yang menyebabkan penyakit ini terjadi? Bisakah penyakit parkinson disembuhkan?

    Mengenal apa itu penyakit parkinson

    Penyakit parkinson adalah penyakit neurodegenerative atau penurunan sistem saraf yang mengganggu sel saraf dopaminergik di area otak bernama substantia nigra. Sel saraf tersebut merupakan penghasil dopamin yang ketika terganggu, maka produksinya akan mengalami penurunan. Gejala yang paling sering dialami oleh pasien dengan penyakit parkinson adalah salah satu tangan yang tremor atau gemetar dengan sendirinya. Pergerakan tubuh juga akan mengalami kekakuan sehingga gerakan tubuh akan melambat.

    Faktor penyebab penyakit parkinson

    Setelah mengetahui apa itu penyakit parkinson, maka faktor penyebabnya harus Anda pahami. Pada dasarnya, penderita parkinson mengalami degenerasi pada sel saraf otak akibat hilangnya asupan dopamin. Hal ini kemudian menyebabkan abnormalitas aktivitas otak. Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai penyebab penyakit parkinson. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang menyebabkan penyakit parkinson, antara lain:

    Usia – Parkinson sering kali terjadi pada lansia di atas usia 50 tahun. Usia dewasa muda jarang mengalami penyakit ini meskipun ada kemungkinan.

    Keturunan – Parkinson berpotensi menurun ke keturunan berikutnya meskipun persentasenya cenderung kecil. Meski demikian, semakin banyak kerabat yang mengalami penyakit parkinson, maka semakin besar pula potensi untuk mewarisinya.

    Jenis kelamin – Riset membuktikan bahwa pria lebih sering mengidap penyakit parkinson dibandingkan wanita.

    Paparan tubuh terhadap racun – Ketika tubuh terpapar senyawa herbisida dan pestisida, diduga akan meningkatkan risiko penyakit parkinson.

    Berbagai gejala penyakit parkinson

    Penderita parkinson biasanya memiliki gejala yang sangat mudah dikenali, bahkan untuk awam sekalipun. Penderita parkinson selalu berjalan dalam posisi membungkuk dengan ayunan lengan yang berkurang atau bahkan tidak ada. Kaki penderita bahkan sulit untuk mulai berjalan. Gejala-gejala penyakit parkinson yang paling mudah dikenali antara lain:

    Resting tremor atau tremor saat beristirahat

    Rigiditas atau kekakuan gerak

    Bradikinesia atau gerakan yang cenderung lamban

    Terganggunya keseimbangan tubuh

    Koordinasi tubuh yang terganggu

    Sejumlah penderita bahkan mengalami beberapa gejala sekunder termasuk gelisah, depresi, dan demensia.

    Penyakit parkinson ternyata memiliki tingkatan gejala, tergantung pada tingkat keparahan pasien. Dari The Parkinson’s Disease Foundation, disebutkan lima tahap gejala yang dialami penderita parkinson, yaitu:

    Stadium 1 – Gejala yang dialami ringan dan cenderung tidak mengganggu kualitas hidupnya, biasanya ditandai dengan tremor tangan.

    Stadium 2 – Gejala di stadium 1 bertambah parah sekaligus ditandai dengan kesulitan pasien untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

    Stadium 3 – Di stadium ini, keseimbangan tubuh penderita mulai menurun. Tubuh jadi sulit untuk bergerak dan mudah terjatuh.

    Stadium 4 – Ketika pasien masuk ke stadium ini, artinya gejala yang dialami sangat berat. Penderita hanya bisa bergerak dengan bantuan dari orang lain.

    Stadium 5 – Ini adalah stadium paling akhir yang dialami oleh pengidap parkinson. Dalam kondisi ini, penderita tidak dapat berjalan kembali.

    Apakah penyakit parkinson bisa dicegah?

    Sejumlah penelitian menemukan beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah parkinson. Latihan aerobik dianggap mampu mengurangi risiko penyakit parkinson. Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa orang yang mengonsumsi kafein dari kopi dan teh memiliki risiko parkinson lebih kecil daripada yang tidak. Namun demikian, belum ada penemuan yang membuktikan bahwa kafein dapat dikonsumsi untuk menurunkan risiko parkinson.

    Penanganan penyakit parkinson

    Hingga saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit parkinson. Meski begitu, dokter tetap akan memberikan terapi obat untuk meringankan gejala yang ditimbulkan. Solusi lainnya, dokter dapat melakukan tindakan bedah untuk mengurangi gejala tremor.

    Namun, baik terapi obat maupun tindakan bedah, tujuan utamanya tetap sama, yakni untuk membantu pasien menjalani aktivitas sehari-hari  secara mandiri. Selain itu, pasien juga wajib menjaga pola hidup sehat untuk menjaga kondisi tubuh.

    Berbicara mengenai apa itu penyakit parkinson, RS Telogorejo membuka layanan Telogorejo Neuro Center (TNC). Telogo Reco Neuro Center SMC RS Telogorejo menangani berbagai diagnosis yang berhubungan dengan sistem saraf, termasuk parkinson. Di sini, Anda akan ditangani langsung oleh dokter spesialis bedah saraf, Prof. DR. DR. Zaianl Muttaqin, PHD, Sp.BS. dan Prof. dr. Muhamad Thohar Arifin,PhD, PAK., Sp.BS (K). Segera ambil tindakan sekarang juga untuk menangani penyakit parkinson!

    Telogorejo Neuro Center

    Leave a reply →

Leave a reply

Cancel reply

Photostream