Thumbnail
22 Maret 2022

Kapan Program IVF atau Bayi Tabung Diperlukan ?

Program IVF atau bayi tabung merupakan salah satu solusi teknologi reproduksi berbantu. Pada IVF (in vitro fertilization), proses pembuahan dilakukan di luar tubuh. Sel telur dan sel sperma dipertemukan dalam sebuah tabung khusus yang telah dikondisikan agar menyerupai lingkungan ovarium perempuan. Setelah pembuahan berhasil, barulah dikembalikan ke rahim dengan kateter melalui vagina hingga menempel pada dinding rahim.

Di Indonesia sendiri, program IVF cukup populer. Hingga tahun 2021, setidaknya sudah ada lebih dari 10.000 siklus bayi tabung di Indonesia. Meski praktiknya semakin umum dan populer, sayangnya masih banyak pasangan yang belum bisa menentukan kapan program IVF diperlukan. Untuk membantu Anda, dr. Arie Sutanto, Sp.OG (K),spesialis Kebidanan dan Kandungan, Konsultan Infertilitas SMC RS Telogorejo menjelaskan kapan IVF atau bayi tabung diperlukan.

Ada gangguan berat pada sperma

Program IVF atau bayi tabung diperlukan jika pihak laki-laki mengalami gangguan berat sperma. Gangguan pada sperma ada bermacam-macam jenisnya, misalnya jumlah sperma cenderung rendah (di bawah 10 juta sperma/ml). Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan istilah ogliospermia. Ada juga morfologi atau bentuk sperma abnormal. Gangguan lain yang sering ditemukan berhubungan dengan pergerakan sperma seperti asthenozoospermia atau gerak sperma kurang lincah.

Penyebabnya pun bermacam-macam. Ada yang dikarenakan faktor genetik, tapi ada juga yang disebabkan oleh gaya hidup. Laki-laki yang sering mengangkat beban berat, contohnya, mereka rentan mengalami varikokel atau varises pada organ testis. Kondisi tersebut bisa memengaruhi kualitas sperma jika tidak segera ditangani.

Jika gangguan pada sperma masih tergolong ringan, pasien bisa diarahkan untuk melakukan inseminasi. Namun, jika sudah parah atau ditemukan masalah infertilitas pada pihak perempuan juga, maka bisa mempertimbangkan program IVF.

Ada masalah pada tuba yang tidak bisa diperbaiki

Infertilitas atau ketidaksuburan tidak hanya terjadi pada satu pihak. Baik laki-laki maupun perempuan sama-sama berpotensi mengalami infertilitas.

Jika poin pertama membahas penyebab fertilitas pada laki-laki, poin kedua menyoroti penyebab infertilitas perempuan. Umumnya, perempuan yang sulit mengandung memiliki gangguan pada tuba fallopi mereka. Tuba fallopi sendiri merupakan organ yang berfungsi sebagai saluran sel telur matang dari ovarium ke uterus.

Salah satu masalah pada tuba fallopi yang tidak bisa diperbaiki adalah saluran buntu atau tidak berfungsi sama sekali (hydrosalpinx, tuba buntu dan melebar). Pasien bisa memilih untuk memperbaiki kondisi tersebut sebelum memulai program IVF atau langsung memulai IVF tanpa koreksi.

Setelah mengalami gagal inseminasi

Selain IVF atau bayi tabung, ada juga teknologi reproduksi berbantu lain. Salah satu yang banyak diminati adalah program inseminasi buatan atau intrauterine insemination (IUI). Pada program tersebut, sel sperma diletakkan pada sel telur perempuan dengan bantuan alat khusus. Biasanya, opsi ini diambil jika kondisi sperma dinilai masih baik dan tidak ada gangguan pada tuba fallopi.

Namun, terkadang proses inseminasi tidak berhasil. Biasanya, hal ini disebabkan oleh gangguan yang memang belum terdeteksi. Jika inseminasi sudah dicoba berulang kali (3-4 kali), namun masih belum membuahkan hasil, program IVF bisa dipertimbangkan.

Faktor usia dan berbagai faktor lain

Selain tiga kondisi di atas, dr. Arie Sutanto, Sp.OG (K) juga menyebutkan bahwa usia pun bisa memengaruhi. Secara teknis, usia memang tidak mutlak mengharuskan pasangan untuk melakukan program bayi tabung. Hanya saja, kondisi tubuh manusia pada dasarnya akan menurun seiring dengan bertambahnya usia, termasuk dengan sistem reproduksinya.

Pada usia 32 tahun ke atas, kinerja ovarium untuk memproduksi sel telur tidak lagi optimal. Terlebih, semakin tinggi usia, semakin besar pula risiko kehamilannya. Selain itu, ada juga hal lain yang bisa mendorong tindakan IVF. Misalnya, efisiensi waktu. Pada dasarnya, proses reproduksi manusia berpacu dengan waktu. Usia subur manusia pun ada batasnya. Semakin bertambahnya usia, semakin banyak risiko yang ditemukan pada sistem reproduksi.

Pastikan memiliki persiapan yang baik

Jika poin-poin di atas cocok dengan Anda, maka program IVF atau bayi tabung bisa menjadi solusi. Namun, perlu diingat, program bayi tabung merupakan prosedur medis yang kompleks. Program ini akan membutuhkan waktu yang lebih panjang dibanding teknologi reproduksi berbantu lainnya.

Untuk itu, pastikan Anda dan pasangan memiliki persiapan yang baik. Sebagai langkah awal, ikuti pemeriksaan lengkap mulai dari screening infeksi, pemeriksaan hormon, sperma, dan organ kandungan. Setelah itu, bisa mengambil tindakan lanjutan seperti saline infusion sonography untuk menyingkirkan polip.

IVF Telogorejo Fertility Center

Ada baiknya untuk menggali lebih banyak informasi. Anda bisa bertanya pada dokter kandungan atau pasangan yang sudah pernah menjalani program bayi tabung. Bangun komunikasi yang baik dengan pasangan agar bisa mengambil keputusan terbaik untuk bersama. Minta dukungan dari orang-orang terdekat, terutama keluarga. Jangan lupa kelola stres dan menghindari pemicunya.

Fertility Center SMC RS Telogorejo menawarkan persiapan lengkap untuk menjalani program IVF. Mulai dari pemeriksaan awal hingga pengobatan, semuanya tersedia. Anda juga bisa berkonsultasi seputar bayi tabung dengan dokter spesialis berpengalaman. Untuk reservasi pun mudah, Anda cukup menghubungi call center di nomor 024 8646 6000 (ext. 5510).