Silaturahmi Lebaran memang momen terbaik untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat. Namun, di balik kebersamaan ini, sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman. Pertanyaan seperti "kapan menikah?", "sudah punya momongan belum?", atau "gajinya berapa sekarang?" bisa menimbulkan tekanan dan memengaruhi kesehatan mental.
Oleh karena itu, penting untuk memahami cara menjaga keseimbangan emosional agar silaturahmi tetap menyenangkan dan tidak menjadi beban. Simak tipsnya di sini!
1. Terima perasaan love and hate terhadap keluarga
Terkadang, hubungan keluarga sering kali diwarnai dengan dinamika yang kompleks. Tentunya Anda pasti mencintai dan merasa bangga terhadap keluarga. Di sisi lain, ada juga rasa kesal atau frustrasi akibat perbedaan pandangan dan kebiasaan.
Namun, sebaiknya jangan menyangkal atau mengubur emosi ini. Justru, menerima bahwa perasaan ini adalah hal yang wajar dapat membantu Anda lebih tenang dalam menghadapi interaksi dengan keluarga saat silaturahmi Lebaran.
2. Posisikan pertanyaan dari keluarga bukan sebagai tudingan
Pertanyaan yang terdengar sensitif saat silaturahmi Lebaran mungkin terasa menghakimi, tetapi sering kali tidak bermaksud demikian. Sebagian besar anggota keluarga bertanya karena rasa peduli, bukan untuk mengkritik atau menginterogasi. Dengan memahami niat di balik pertanyaan tersebut, Anda bisa merespons dengan lebih santai dan tidak terbawa emosi. Jika ada pertanyaan yang membuat tidak nyaman, Anda bisa menjawab dengan candaan atau mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih netral.
3. Komunikasi terbuka tentang ekspektasi dan realita dengan keluarga
Ada kalanya kesalahpahaman muncul karena ekspektasi yang berbeda antara Anda dan keluarga. Jika ada tekanan atau tuntutan yang terasa membebani, cobalah untuk berbicara secara terbuka dengan anggota keluarga yang lebih dekat. Jelaskan dengan lembut mengenai kondisi dan rencana hidup Anda tanpa merasa harus memenuhi standar tertentu.
Dengan komunikasi yang baik, akan lebih mudah bagi keluarga untuk memahami perspektif Anda, sehingga interaksi selama silaturahmi Lebaran pun lebih nyaman dan mendukung.
4. Utamakan empati dalam pembicaraan
Saat berbicara dengan keluarga, cobalah untuk melihat dari sudut pandang mereka. Mungkin ada alasan tertentu di balik pertanyaan atau komentar yang mereka lontarkan.
Jika seseorang bertanya soal pernikahan atau karier, bisa jadi mereka hanya ingin memastikan bahwa Anda baik-baik saja dan memiliki masa depan yang cerah. Sebab, dengan berusaha memahami maksud di balik perkataan mereka, Anda dapat menanggapi dengan lebih tenang dan tidak merasa diserang.
Di sisi lain, hal ini juga berlaku untuk keluarga yang ingin bertanya tentang kabar seseorang saat silaturahmi Lebaran. Gunakan bahasa yang lembut, perhatikan intonasi saat bertanya, dan hindari respons defensif agar suasana tetap harmonis.
5. Tunjukkan perasaan dengan gestur kecil yang tulus
Jika ada anggota keluarga yang lebih muda atau lebih tua yang mungkin juga mengalami tekanan selama silaturahmi, Anda bisa membantu mereka dengan menunjukkan perhatian melalui gestur kecil. Misalnya, mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan pelukan, atau sekadar menawarkan makanan favorit mereka. Hal-hal sederhana ini bisa menciptakan suasana yang lebih nyaman dan mendukung bagi semua orang.
6. Ciptakan tradisi yang menunjukkan kebersamaan alih-alih materialisme
Lebaran sering kali dikaitkan dengan hal-hal materi seperti baju baru, THR, atau oleh-oleh. Namun, kebersamaan sejati tidak harus selalu diukur dengan materi. Anda bisa mencoba menciptakan tradisi baru yang lebih menekankan kebersamaan, seperti bermain permainan keluarga, berbagi cerita, atau memasak bersama. Dengan fokus pada pengalaman dan kebersamaan, interaksi akan terasa lebih hangat dan berarti tanpa ada tekanan sosial atau ekspektasi yang berlebihan.
Pertanyaan-pertanyaan sensitif pada silaturahmi Lebaran memang bisa menimbulkan rasa cemas dan keinginan untuk menjauh dari keluarga. Namun, Anda bisa menjaga kesehatan mental selama momen tersebut dengan mengakui perasaan Anda dan menerapkan pola pikir positif.
Bagaimana jika perasaan cemas berlebih dan tidak berharga dari tekanan tersebut tetap bertahan, bahkan setelah Lebaran sudah berlalu dan Anda sudah menerapkan keenam tips di atas? Ada baiknya Anda berkonsultasi dengan psikolog profesional. Misalnya, di SMC RS Telogorejo Semarang, Anda dapat bertemu dengan Mahadsih W, S.Psi., M.Psi., Psikolog.
Untuk menjadwalkan waktu konsultasi, cukup hubungi call center (024 8646 6000), mengirim pesan ke WhatsApp (081 6666 340), mengisi formulir reservasi online di website SMC RS Telogorejo, atau download aplikasi MySMC di smartphone iOS dan Android!