Kondisi henti jantung masih bisa ditolong dengan tindakan yang cepat. Maka dari itu, ketahui cara penanganan daruratnya secara tepat!
logo
  • Panggilan Kedaruratan
    024 - 845 7000
  • Reservasi & Call Centre
    024 - 8646 6000
  • Hotline BPJS
    0811 - 261 - 5046
  • Humas SMC RS Telogorejo
    0811 - 2791 - 949
  • 3 Hal yang Bisa Dilakukan saat Henti Jantung

    3 Hal yang Bisa Dilakukan saat Henti Jantung

        Beberapa waktu lalu, kabar duka datang dari dunia bulu tangkis internasional. Atlet muda asal Cina, Zhang Zhi Jie, meninggal dunia saat mengikuti Kejuaraan Asia Junior 2024. Ia mengalami henti jantung mendadak di tengah sesi game. Kondisi ini membuat jantung tiba-tiba berhenti berdetak, sehingga menyebabkan penderita berhenti napas dan hilang kesadaran.

    Meski begitu, sebetulnya penderita henti jantung masih bisa diselamatkan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan ini juga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah. Seperti apa cara penanganan tersebut?

    Penanganan Darurat untuk Henti Jantung

    Kondisi henti jantung dapat ditangani dengan tiga cara, yaitu cardiopulmonary resuscitation (CPR), menggunakan alat automated external defibrillator (AED), dan menghubungi bantuan medis. Informasi selengkapnya bisa Anda simak berikut ini:

    • CPR 

    Penderita henti jantung biasanya akan kolaps karena hilang kesadaran. Jika menemui kondisi tersebut, segera periksa denyut nadi dan pernapasan pasien. Apabila jantung tidak berdetak, lakukan CPR atau resusitasi jantung paru. Berikut caranya:

    1. Baringkan tubuh pasien pada permukaan keras dan datar;
    2. Posisikan diri Anda di samping leher dan bahu pasien;
    3. Letakkan salah satu telapak tangan Anda di bagian tengah dada pasien, lalu tumpukkan telapak tangan lain di atas tangan tersebut;
    4. Tekan dada pasien sebanyak 1-2 kali per detik atau 100-120 kali per menit, dengan kedalaman tekanan 5-6 cm.

    Jika pasien tak kunjung sadar, Anda bisa melakukan tindakan airways atau membuka jalur napasnya. Dongakkan kepala pasien, lalu letakkan satu tangan di atas dahinya. Gunakan tangan Anda yang lain untuk mengangkat dagu pasien hingga saluran napasnya terbuka.

    • Alat AED

    Apabila tersedia, Anda bisa menggunakan alat AED untuk menangani kondisi henti jantung mendadak. Biasanya, berbagai fasilitas umum memiliki alat ini sebagai salah satu bentuk pertolongan pertama henti jantung. Untuk menggunakannya, Anda bisa mengikuti petunjuk pemakaian yang tertera pada AED.

    • Menghubungi bantuan medis

    Sambil melakukan CPR atau memberikan pertolongan dengan AED, mintalah orang lain untuk menghubungi bantuan medis. Bagaimana pun juga, henti jantung merupakan gejala medis yang serius. Jadi, meskipun pasien kembali sadar setelah mendapat pertolongan pertama, ia tetap harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut. 

    biaya operasi jantung semarang

    Mengapa Henti Jantung Harus Segera Ditangani? 

    Seperti yang telah disebutkan, henti jantung merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Jika tidak, risiko terburuknya adalah kematian mendadak. Selain itu, apabila nantinya pasien selamat pun, ia bisa berisiko mengalami komplikasi berikut:

    • Kerusakan saraf

    Apabila henti jantung tidak segera ditangani, penderitanya dapat berisiko mengalami kerusakan saraf karena otak tidak mendapatkan pasokan oksigen cukup dari sel darah yang dipompa oleh jantung. 

    Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang sulit berbicara, bergerak, menelan, berpikir, bahkan hingga bernapas. Pada kondisi yang lebih serius, kerusakan saraf juga bisa membuat penderitanya mengalami gangguan panca indra, ingatan, hingga perubahan suasana hati yang cukup drastis.

    • Gangguan motorik

    Ketika saraf rusak, otomatis sistem motorik tubuh pun ikut terganggu. Sebab, sel saraf motorik berfungsi untuk mengendalikan gerak tubuh. Ia merupakan rangkaian saraf yang terdapat dalam otak, tulang belakang, hingga jaringan otot. 

    Rangkaian saraf inilah yang bertanggung jawab atas motorik atau pergerakan tubuh manusia, seperti berjalan dan menulis. Jadi, apabila sistem saraf terganggu akibat henti jantung, tubuh penderita pun akan sulit bergerak hingga berisiko lumpuh.

    • Kesulitan berbicara

    Sistem saraf juga mengatur gerak pita suara, bibir, lidah, dan diafragma. Ketika saraf tersebut rusak akibat telatnya penanganan henti jantung, fungsi otot untuk berbicara pun akan melemah. Akibatnya, otot-otot di area pita suara, bibir, lidah, dan diafragma tidak bisa berfungsi dengan semestinya. Kondisi ini pun dapat menyebabkan penderita mengalami gangguan berbicara.

    • Konsentrasi terganggu

        Komplikasi akibat henti jantung tidak selamanya terlihat secara fisik. Beberapa penderitanya juga bisa mengalami kesulitan berpikir. Hal ini bisa terjadi akibat saraf otak yang terganggu. Padahal, otak menjadi pusat kendali yang mengatur fungsi tubuh secara keseluruhan, termasuk daya pikir atau kognitif. Akibatnya, penderita pun akan cenderung sulit fokus atau berkonsentrasi.

    Segera lakukan penanganan cepat dan tepat jika Anda berhadapan dengan kasus henti jantung mendadak. Selain melakukan CPR atau menggunakan alat AED, segera hubungi SMC RS Telogorejo melalui nomor 024-8457000 untuk mendapatkan bantuan medis darurat. Tim medis dari SMC RS Telogorejo akan segera datang dan melakukan tindakan penanganan sesuai prosedur.

    Leave a reply →

Leave a reply

Cancel reply

Photostream