logo
  • Panggilan Kedaruratan
    024 - 845 7000
  • Reservasi & Call Centre
    024 - 8646 6000
  • Hotline BPJS
    0811 - 261 - 5046
  • Humas SMC RS Telogorejo
    0811 - 2791 - 949
  • Cerita Pasangan Suami-Istri Sukses Program Bayi Tabung di RS Telogorejo Semarang

    Cerita Pasangan Suami-Istri Sukses Program Bayi Tabung di RS Telogorejo Semarang

    Semarang, JatengNews.id – Ada cerita menarik pasangan suami-istro sukses program bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF) di RS Telogorejo Semarang.

    Kisah pasangan suami-istri 8 tahun belum punya momongan dan sukses progam bayi tabung disampaikan dalam Seminar Awam IMF Mewujudkan Buah Hati Idaman bersama SMC RS Telogorejo Semarang, Sabtu (9/12/2023). “Jadi kami sudah 8 tahun menikah tapi belum dikaruniai buah hati. Kami ikuti program IVF ini dan alhamdulillah berhasil. Kami dikaruniai anak,” kata sang di hadapan para peserta dan narasumber seminar yang diselennggarakan RS Telogorejo. Dalam kisahnya, untuk menjaga kesehatan, ia bersama suami menyempatkan waktu seminggu sekali jalan kaki sejauh 2 km. Hal itu, dilakukan selama kurang lebih 3 bulan.

    Tak hanya itu, sang suami juga mulai menata gaya hidup untuk keberhasilan program IVF. “Saya ngikutin apa yang istri pingin. Termasuk mengurangi rokok,” kata sang suami saat mendampingi istrinya menghadiri seminar. Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Fadjar Siswanto, Sp.O.G. Subsp. F.E.R mengatakan, pasangan yang tak kunjung hamil setelah setahun pernikahan sebaiknya memeriksakan diri. “Bagi yang menikah setahun belum punya anak harus mulai berpikir kenapa sudah setahun belum dikaruniai anak. Ini harus mulai dipikirkan apakah harus menjalani program IVF atau tidak,” katanya sesuai mengisi seminar.

    Saat pemeriksaan, ia menganjurkan suami harus ikut diperiksa untuk mengetahui penyebab ketidakhamilan istri. “Masalah yang masih sering seharusnya diperiksa pasangan bukan hanya istri saja. Suami juga ikut diperiksa. Kalau penyulit ringan pakai program ringan, kalau sedang ya pakai program yang sedang, tergantung tingkatnya,” terangnya. Ia memaparkan, angka prevalensi IVF skala  nasional maupun internasional selalu meningkat 15 persen setiap tahunnya. Menurutnya, gaya hidup menjadi faktor teratas penyebab banyaknya penyintas IVF. “Faktor gaya hidup, ini presentasenya sama, di nasional dan internasional sama,” ujarnya.

    Ia meminta kepada setiap pasangan untuk tidak menunda pernikahan. Apalagi, sudah memasuki usia dan kondisi yang cukup mapan. “Biasnya kan ada perempuan yang sudah lulus kuliah, mau nikah tapi setelah dia punya kerja. Sudah punya pekerjaan tapi menunda karena ingin mapan dulu. La misalkan usianya sudah di 30 itu kan berpengaruh. Ini harus diperhatikan juga,” sambungnya. Demikian informasi, kisah pasangan suami-istri sukses program bayi tabung di RS Telogorejo Semarang. (01)

    Leave a reply →

Leave a reply

Cancel reply

Photostream