Poliklinik Gang Gambiran Menjadi Rumah Sakit Telogorejo
Photo by rs.telogorejo (instagram)
Sejarah Rumah Sakit Telogorejo Semarang tidak berhenti sampai di Poliklinik Gang Gambiran saja. Kondisi Indonesia yang berubah dengan sangat cepat dan dinamis setelah menyatakan kemerdekaan membuat klinik kecil dan sederhana ini harus berkembang pesat. Bagaimanakah caranya?
Seusai masa awal kemerdekaan Indonesia, rumah sakit yang sekarang berlokasi di Karangkidul ini mengalami pertumbuhan yang pesat. Pertumbuhan ini juga tidak lepas dari perjuangan para pendahulunya yang selalu berupaya menghadapi tantangan di masa-masa krusial. Ingin tahu lebih lanjut perjalanan rumah sakit historis ini? Simak selengkapnya melalui rentetan di bawah ini!
Ledakan Jumlah Pasien di Era Revolusi
Pada masa revolusi fisik yang tepatnya terjadi pada tahun 1954 sampai 1946, Rumah Sakit Telogorejo Semarang mulai mengalami tantangan besar pertamanya. Ketidakstabilan politik dan pertempuran perang di Semarang kala itu bukan hanya berdampak secara konstitusional. Banyak rumah sakit yang ikut merasakan peliknya masa itu, termasuk RS Telogorejo yang saat itu masih menjadi Poliklinik Gang Gambiran.
Kondisi ini menimbulkan ledakan pasien yang tiba-tiba. Banyak sekali warga yang jatuh sakit, terutama mengalami luka-luka sehingga perawatan medis memang sangat dibutuhkan. Desakan yang cukup drastis itu tidak sejalan dengan ketersediaan fasilitas dan pelayanan medis yang ada. Jadi, masih banyak pasien yang tidak bisa ditangani secara optimal.
Namun, dengan adanya kejadian tersebut para pendahulu enggan menyerah justru termotivasi untuk mengupayakan inovasi yang lebih baik. Para pengurus perkumpulan Lang Tjhwan Tiong Hoa Ie Wan merupakan pendahulu di Rumah Sakit Telogorejo Semarang yang memprakarsai perubahan poliklinik menjadi sebuah rumah sakit. Mereka menyadari bahwa transformasi Poliklinik Gang Gambiran adalah satu-satunya jalan untuk menghindari rintangan serupa di masa depan.
Pembangunan Rumah Sakit sampai Rampung (1948-1951)
Untuk menumpas masa-masa pelik akibat lonjakan pasien dan terbatasnya fasilitas kesehatan kala itu, maka pembangunan rumah sakit telah disetujui. Hingga pada tahun 1948, gedung Rumah Sakit Telogorejo Semarang mulai dibangun. Pembangunan ini menjadi titik balik masa perbaikan situasi genting pelayanan kesehatan di Semarang.
Ir. Thoe Teng Kie, mantan Kepala Teknik Kodya yang terkenal akan dedikasinya, menyanggupi untuk memimpin pembangunan gedung rumah sakit itu. Bahkan, tidak sampai 5 tahun, Rumah Sakit Telogorejo Semarang yang dulunya hanya sebuah poliklinik biasa mampu disulap menjadi rumah sakit yang mumpuni. Penyelesaian pembangunan gedung rumah sakit rampung pada tahun 1951. Hal ini tentunya menghadirkan dampak positif terhadap akses rumah sakit yang jauh lebih baik untuk masyarakat setempat.
Resmi Lahir dengan Nama RS Tiong Hoa Ie Wan
Setelah pembangunan rampung, gedung rumah sakit tersebut diresmikan dengan nama Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan. Acara peresmiannya digelar pada 25 November 1951. Terdapat dua tokoh besar Semarang yang hadir saat itu, yakni Panglima Diponegoro, Gatot Soebroto, dan Walikota Semarang, Hadisoebono Sosrowerdoyo. Kala itu, rumah sakit berkomitmen untuk menyediakan fasilitas kesehatan dengan kapasitas awal 50 kuota rawat inap.
Awalnya, dr. Liem Tjay Sien adalah tokoh yang bertanggung jawab sebagai direktur RS Tiong Hoa Ie Wan. Namun, setelah beberapa waktu beliau harus pergi untuk menyelesaikan urusannya di luar negeri. Dengan demikian, dr. Ong Jong Soen ditunjuk sebagai penggantinya. Pada masa jabatannya, beliau telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan yang signifikan kepada masyarakat Semarang.
Nama yang Harus Berubah
Memasuki tahun 1958, lebih tepatnya 7 tahun sejak berdirinya, Rumah Sakit Tiong Hoa Ie Wan terus mengalami berbagai perubahan, termasuk penamaannya. Hingga akhirnya rumah sakit ini mulai dikenal sebagai Rumah Sakit Telogorejo oleh khalayak ramai.
Sementara, pada tanggal 8 Maret 1965, ada perubahan baru yang muncul. Hari itu Badan Pengurus Perhimpunan Rumah Sakit Telogorejo Semarang berdiskusi untuk perubahan status perhimpunan dalam sebuah rapat bulanan. Hasil rapat tersebut berhasil mengubah status Perhimpunan RS Telogorejo menjadi Yayasan Kesehatan Telogorejo.
Perubahan tersebut merupakan salah satu upaya mendapatkan landasan hukum untuk rumah sakit. Tak hanya itu, struktur organisasi juga diharapkan lebih sesuai dengan sistem operasional. Dengan demikian, gerakan ini mencerminkan bahwa Yayasan Kesehatan Telogorejo benar-benar berkomitmen untuk rumah sakit.
Dengan perubahan yang substansial, akhirnya Poliklinik Gang Gambiran sudah berupaya sekaligus berhasil mengatasi konflik pada masanya. Bahkan, saat ini sudah bertransformasi menjadi Rumah Sakit Telogorejo Semarang yang juga dikenal sebagai Semarang Medical Center.
Menilik sejarah pengabdian dan sejarahnya yang luar biasa, rumah sakit satu ini selalu mendapat kepercayaan positif masyarakat. Jadi, bukan hal yang aneh kalau RS Telogorejo Semarang saat ini masih menjadi salah satu rujukan utama masyarakat Semarang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.
Leave a reply →